PaskomnasKETAHANAN PANGAN NASIONAL MENUJU KEMANDIRIAN PANGAN

Ketersediaan pangan khususnya produk agribisnis dipasar sangat bergantung dari hasil panen dari petani yang masuk kepasar.
Pola alur distribusi pangan sebaiknya melalui Pasar Induk atau Pusat Distribusi Regional (PDR), untuk selanjutnya baru didistribusikan ke pasar-pasar eceran untuk melayani konsumen atau pemakai.
Jumlah pasokan produk pangan ke pasar induk menentukkan terbentuknya harga yang terjadi di pasar induk, kemudian kepasar eceran dan selanjutnya ke konsumen atau pemakai.
Fluktuasi harga pangan yang sangat besar sering terjadi pada beberapa jenis sayur dan buah. Hal itu terjadi karena tidak adanya pengaturan pola tanam pada petani kita sehingga pasokan kepasar induk tidak teratur sesuai dengan kebutuhan pasar.
Untuk mengatur pola tanam dalam hal jumlah, jenis dan kualitas diperlukan pasar induk yang berfungsi sebagai Pusat Distribusi Regional sekaligus sumber informasi pasar dan sebagai panduan budidaya di daerah produsen yang menjadi pemasok utama pusat distribusi tersebut agar jenis, mutu, dan jumlah pasokannya sesuai dengan daya dukung wilayah pelayanan tersebut.
Kondisi yang ada dan langkah-langkah yang harus dilakukan agar produk sayur dan buah dapat teratur masuk ke pasar induk dari segi jenis, mutu, dan jumlah pasokan setiap hari, sehingga fluktuasi harga dapat dikendalikan.


 Apabila kondisi pasar yang berfungsi sebagai pusat distribusi seperti di atas, maka tidak ada kepastian berusaha bagi semua pihak ,
- Bagi pedagang kalau hari hujan dipastikan kurang pembeli sehingga kemungkinan barang tidak terjual  dan pembayaran ke petani pengirim menjadi masalah. 
- Selain itu pasar dengan kondisi di atas menyebabkan biaya operasional tinggi dan biasanya banyak pungutan-pungutan yang terjadi.
- Bagi petani, tidak ada kepastian hasil panennya terbayar dengan baik. Karena kalau barang tidak terjual biasanya pedagang tidak membayar kepetani .
- Selain hal diatas pada umumnya pedagang menggantung pembayaran kepengirim dan apabila sudah besar sering pedagang pindah tempat berjualan dan pengirim barang tidak bisa berbuat apa-apa.
- Bagi konsumen, selain sulit dan berbiaya tinggi berbelanja  di pasar seperti itu juga kurang higienis.


Di pasar seperti di atas kepastian berusaha jauh lebih baik, karena pedagang aman dan efisien berjualan di tempat yang baik dimana posisi bongkar muat dan parkir pembeli diatur sedekat mungkin dengan barang yang diperdagangkan.
Di pasar seperti diatas manajemen pengelola akan menjaga agar tidak terjadi pungutan-pungutan liar yang membebani pedagang maupun pembelanja.
Bagi petani mempunyai kepastian berusaha, karena di pasar yang legal pedagang tercatat dan memiliki lapak sehingga pedagang tidak akan pergi dari tempatnya. Apabila terjadi masalah pembayaran antara pemasok dengan pedagang, pengelola pasar induk dapat membantu menyelesaikan masalah.
Kondisi yang sudah lebih baik itu, masih mempunyai resiko dari besarnya fluktuasi harga yang terjadi,  hal ini dapat dilihat dari table data harga yang terjadi di pasar induk di periode th 2021 di bawah ini


Dari data diatas dapat dilihat fluktuasi harga sangat besar sehingga merupakan resiko bagi pelaku usaha baik petani maupun pedagang.
Harga yang terjadi terutama disebabkan besar kecilnya pasokkan komoditi tersebut kepasar induk, sehingga sebenarnya manajemen pasar induk dapat menentukan besarnya volume produk tertentu yang sebaiknya masuk kepasar agar harga yang terjadi dikoridor tertentu menjadi wajar.
Misalnya untuk Cabe Merah Kriting (CMK). Kalau harga yang terjadi 30 ribu , pasokkan dipasar induk Paskomnas Tanah Tinggi - Tangerang sekitar 60 ton/ hari.
Dengan data tersebut pasar induk sebagai pusat distribusi dapat memberi info kedaerah produsen pemasok utama CMK untuk memproduksi dan memasok dikisaran 60 ton/hari ke pasar Induk. Dengan begitu maka harga yang terbentuk dipasar induk sekitar Rp25.000,-  sampai dengan Rp35.000,-. Hal demikian bisa dilakukan untuk komoditi lain agar harga yang terjadi dapat terkendali atau terbentuk wajar.
Kalau hal seperti tersebut di atas dapat  diorganisir dengan baik, maka dipastikan harga yang terjadi akan bergerak dikoridor akan wajar seperti yang diharapkan. Kondisi tersebut akan memberi kepastian berusaha bagi semua pelaku usaha, dan juga inflasi terkendali.   
 
Berdasarkan perhitungan Paskomnas Indonesia, untuk menciptakan terbentuknya stabilisasi pasokan dan harga pangan yang wajar, dibutuhkan minimal 15 pasar induk pangan atau Pusat Distribusi Regional (PDR) di Indonesia. Dengan 15 unit PDR tersebut, data kebutuhan pasokan bahan pangan pokok dan penting di Indonesia dapat diperhitungkan. 
Data kebutuhan tersebut dapat menjadi pemandu daerah produsen utama mengatur kelompok-kelompok petani produsen sekaligus menjadi pemasok utama ke  masing-masing pusat distribusi/pasar induk secara terukur dan kontinyu melalui kerjasama formal.
Paskomnas Indonesia sudah membangun sistem yang ideal berjaringan untuk 3 (tiga) Pasar Induk di Palembang, Tangerang, Surabaya, dan akan berlanjut di kota-kota besar yang telah diidentifikasi membutuhkan pasar Induk sebagai Pusat Distribusi Regional komoditi pangan di daerah cakupannya.

Apabila pasar-pasar induk lanjutan sudah terbangun, maka skematik hubungan antara pasar Induk dan pasar penunjang atau Sub-Terminal Agribisnis (STA), merupakan pasar daerah yang berfungsi sebagai tempat berkumpulnya produk sayur dan buah disentra produsen sebelum dikirim ke pasar Induk,  terjadi seperti gambar diatas.
Titik-titik merah adalah Pusat Distribusi Regional/Pasar Induk  dan titik hijau adalah pasar penunjang atau STA.
Karena pasar induk yang kita maksud adalah pasar induk agribisnis yang menyediakan sayur dan buah yang tergolong perishable/mudah rusak, maka pasti atau seyogyanya pemasok utama pasar induk tersebut berasal dari pasar penunjang/STA yang terdekat.
Informasi kebutuhan masing-masing pasar induk diberikan ke kelompok produsen yang merupakan pemasok utama, dan kelompok produsen berproduksi sesuai anjuran/panduan pasar induk. Kalau ini terjadi  dipastikan produksi dan pasokkan kepasar terukur sehingga harga terbentuk wajar dan fluktuasi terkendali Dengan demikian kepastian berusaha bagi petani produsen dan pelaku pasar menjadi lebih baik, serta konsumen akan menerima bahan pangan pangan terbaik dengan harga yang wajar.
Dengan adanya peluang besar usaha pertanian dan adanya kepastian berusaha yang memberikan pendapatan yang lebih baik dari usahatani, diharapkan menarik petani-petani muda untuk mau berusaha dibidang pertanian memanfaatkan kesuburan tanah Indonesia.
Informasi yang diberikan kedaerah produsen akan efektif kalau petani didaerah produsen bekerja secara kelompok dan membentuk organisasi usaha formal. Hal tersebut diperlukan karena jauh lebih mudah melakukan pertanian yang modern dalam skala yang lebih besar, lebih efisien sehingga harga pokok produksi atau break event point (BEP) lebih rendah, lebih kompetitif di pasar dan memberikan keuntungan yang lebih baik.
 
Sistem close loop yang dikembangkan oleh Kadin bersama Kemenko Bidang Perekonomian merupakan sistem tertutup yang sangat baik.
Pada sistem di atas, petani produsen harus berkelompok formal. Kemudian kelompok tani mendapat informasi dari pasar Induk, apa yang harus diproduksi, jenis dan mutunya, serta berapa banyak pasokan tiap harinya.
Dengan demikian diharapkan pasokan ke Pasar Induk terukur dan harga terbentuk wajar yang menguntungkan petani produsen dan pelaku pasar, serta tidak memberatkan konsumen. Kalau ini tercapai, maka ada kepastian dan kenyamanan petani-petani dalam berusaha tani, konsumen nyaman. Dampak baiknya inflasi akan terkendali.
Pasar induk pembelanjanya 90% lebih dari pedagang-pedagang pasar eceran yang menjual ke pengguna akhir. 
Mekanisme yang sering terjadi pedagang pasar eceran membeli di pasar induk tidak selalu kontan, kebanyakan mereka berhutang 1 sampai 2 bon atau lebih. Ini menjadi resiko yang harus diambil oleh pedagang pasar induk.
Menurut survey yang dilakukan di tiga Pasar Induk Paskomnas Indonesia, pada umumnya pedagang grosir pasar induk menanggung resiko tak terbayar oelh pengecer sekitar 20 % .
Kalau perdagangan berlangsung dan menanggung kehilangan 20% berarti perdagangan yang sekarang terjadi tidak efisien sehingga itu menjadi beban pembeli.
Hal lainnya, lembaga keuangan sulit untuk membantu pedagang pasar eceran karena tidak adanya jaminan dan data transaksi mereka sulit untuk dipantau.
Paskomnas Indonesia Bersama Asparindo bekerja sama dan membuat aplikasi yang diperuntukkan khusus untuk pedagang pasar tradisional eceran agar bisa berbelanja melalui online.
Dengan sistem ini transaksi pedagang pasar eceran terpantau dengan baik dan ini memudahkan lembaga keuangan untuk membantu permodalannya.
Kalau sistem belanja dari pasar induk melalui online membesar, maka resiko gagal bayar pola lama berkurang dan efisiensi dalam perekonomian yang terjadi akan membaik.  
 
Paskomnas Indonesia mengusulkan sebuah konsep, agar kondisi agribisnis pangan yang baik bagi petani produsen, baik bagi pelaku perdagangan dan nyaman bagi konsumen cepat tercapai , pemerintah melakukan berbagai aksi seperti diatas agar potensi yang ada di Negara Indonesia ini secepatnya dan sewajarnya bisa dinikmati oleh rakyat banyak.
Hingga saat ini impor berbagai komoditi pangan penting, diantaranya beberapa jenis buah cukup besar.  Sedangkan potensi lahan untuk budidaya buah yang ada sangat besar belum dimanfaatkan secara optimal. Disisi lain permintaan beberapa jenis buah tropis dari Indonesia sebetulnya sangat besar. Namun karena produk untuk eksport itu  dikumpulkan dari kebun petani yang umumnya bekerja secara individu, maka sulit untuk memperoleh produk yang bermutu baik, seragam dalam jumlah yang cukup untuk kepentingan eksport.
Untuk mengatasi hal tersebut diatas diusulkan lahan-lahan pemerintah yang sekarang tidak dimanfaatkan dengan baik,  dapat dimanfaatkan oleh pengusaha profesional dan baik bersama rakyat dengan pola tertentu, dengan tujuan meningkatkan eksport dengan aturan yang mempunyai keberpihakkan pada rakyat banyak.  Kami yakin dengan demikian produksi buah tropis unggulan kita akan membesar, nilai ekspor akan meningkat dengan tajam, yang tentunya juga menyerap banyak tenaga kerja dibidang pertanian dan devisa negara akan meningkat.

PaskomnasSolusi Terkait