Berita Paskomnas5 Hal Penting untuk Mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional

Ketahanan pangan merupakan salah satu target utama yang ingin dicapai Indonesia di masa mendatang. Target tersebut tentu bukanlah keinginan yang muluk, sebab Indonesia merupakan negara agraris dengan kekayaan alam melimpah. Berdasarkan UU No.7 Tahun 1996 tentang Pangan, ketahanan pangan didefinisikan sebagai kondisi terpenuhinya kebutuhan pangan bagi setiap masyarakat, yang tercermin dari ketersediaan pangan yang kualitas dan kuantitasnya mencukupi, aman, merata, dan harganya terjangkau.


Ada beberapa hal penting yang mendukung perwujudan ketahanan pangan nasional yang pernah dikemukakan oleh Agung Hendriadi, mantan Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian pertanian (Kementan) periode 2017-2021, yaitu:


Kemampuan Produksi yang Mendukung Persediaan Pangan

Pilar ketahanan pangan nasional yang pertama, yaitu kemampuan produksi yang mendukung persediaan pangan. Para petani lokal perlu terus diberi stimulasi agar mampu melakukan produksi secara berkesinambungan demi menjaga jumlah persediaan kebutuhan pangan. Wawasan yang luas serta penerapan prinsip teknologi terbaru harus direalisasikan demi meningkatkan kemampuan produksi. Upaya ini juga erat kaitannya dengan kemampuan ekspor Indonesia yang turut menambah pemasukan negara, karena negara yang sudah berhasil mencapai ketahanan pangan, bisa mengalihkan sebagian hasil produksinya untuk kepentingan ekspor.


Pemerataan Pasokan Pangan ke Berbagai Daerah

Hingga saat ini, masing-masing daerah di Indonesia memiliki komoditas pangan tertentu yang lebih unggul karena dapat melakukan produksi secara mandiri. Misalnya, produksi beras berasal dari Pulau Jawa, Sumatera Selatan, dan Sulawesi Selatan. Hal tersebut menjadi kendala besar bagi daerah-daerah lain yang tak mampu melakukan produksi secara mandiri. Surplus komoditas pangan di daerah tertentu wajib disebarkan ke daerah lain yang membutuhkan, sehingga kondisi ketahanan pangan bisa tercapai.


Perbaikan Pola Konsumsi Masyarakat

Kondisi ketahanan pangan bisa diwujudkan jika didukung perbaikan pola konsumsi masyarakat. Taraf hidup masyarakat yang tergolong sejahtera, tentu turut mendukung perbaikan pola konsumsinya agar masyarakat tergugah untuk membeli bahan pangan dengan kuantitas dan kualitas yang memadai. Harga bahan pangan yang sedang meningkat pun tak jadi halangan untuk mendapatkan asupan gizi yang seimbang.


Pemanfaatan Sistem Teknologi Canggih

Sinergi antara sistem persediaan, distribusi, dan konsumsi juga wajib didukung oleh pemanfaatan sistem teknologi canggih, karena implementasi teknologi bisa menghasilkan bahan pangan yang lebih berkualitas dengan jumlah melimpah. Di samping itu, teknologi juga krusial untuk mewujudkan sistem penyimpanan bahan pangan yang tahan lama. Dengan begitu, risiko gangguan ketahanan pangan akibat gagal panen, perubahan cuaca ekstrem, dan hal-hal tak terduga lainnya dapat diminimalkan. Proses menghasilkan, menyimpan, serta menjual bahan pangan akan berlangsung secara efisien tanpa menguras waktu, tenaga, dan biaya.


Kerja Sama antara Pemerintah dan Para Pebisnis

Tak dapat dipungkiri bahwa regulasi yang ditetapkan pemerintah turut mempengaruhi kondisi ketahanan pangan nasional. Sebaiknya, pemerintah menerapkan peraturan yang bijaksana tanpa mempersulit para pebisnis pangan lokal. Regulasi yang tepat akan mendukung iklim bisnis pangan lokal di tanah air. Bukan hanya bisnis skala besar yang berpotensi memperoleh keuntungan berlipat ganda, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga akan ikut berkembang seiring dengan berjalannya waktu, yang akan turut membawa pengaruh positif bagi perekonomian bangsa karena dapat menyerap banyak tenaga kerja.


Semoga Indonesia lekas mencapai target ketahanan pangan nasional yang telah dicita-citakan sejak lama. Sinergi antara masyarakat, para pelaku bisnis, petani pangan lokal, dan pemerintah adalah hal krusial untuk mewujudkan cita-cita tersebut, agar Indonesia bisa mandiri dan lepas dari ketergantungan terhadap produk pangan impor.


Berita PaskomnasBerita Terkait